Selasa, 26 Agustus 2008

GURU .....Berinovasi

Guru sebenarnyalah merupakan sosok yang terbuka dengan segala perubahan. Tengoklah, banyak guru yang dengan mudah menggunakan alat-alat telekomunikasi, gampang memakai alat transportasi, dengan gembiranya menerima alat rumah tangga yang mudah digunakan dan cepat tersedia. Hal itu menunjukkan bahwa guru sangat lekat dengan perubahan. Namun, mengapa perubahan di bidang pembelajaran sangat sulit diikuti oleh para guru?
Ada beberapa aspek yang menyebabkan para guru sulit menerima perubahan pendidikan meskipun berkali-kali mengikuti berbagai pelatihan pembelajaran. Pertama, banyak guru takut salah dan tidak percaya diri dalam menerapkan pembelajaran berinovasi. Kedua, guru takut dicela oleh temannya dan takut dianggap sok maju. Ketiga, guru takut waktu yang tersedia dalam pembelajaran tidak cukup untuk digunakan dalam berinovasi. Keempat, guru takut dikecam kepala sekolah dan guru lainnya karena kelas inovasi dipandang sebagai biang kegaduhan, keramaian, kericuhan bahkan masalah. Kelima, guru belum terbiasa keluar dari zona aman. Mereka merasa nyaman dengan pembelajaran tradisional yang terukir kuat di memorinya. Keenam, guru takut ribet atau sibuk dengan tugas tambahan akibat inovasi pembelajaran.
Ketakutan tersebutlah yang menyebabkan guru merasa asyik, nyaman, dan tidak punya beban dengan menggunakan cara mengajar tradisional, yakni menerangkan-beri contoh-pemberian tugas kepada siswa tanpa variasi metode lainnya. Sementara tidak aada penghargaan aapapun bagi yang inovatif. Sudah saatnyalah ketakutan yang tidak berdasar itu dihentikan dengan motivasi,keyakinan dan kepercayaan diri guru yang bersangkutan.
Berikut ini cara menghentikan ketakutan berinovasi sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran dengan suka cita, bahagia, dan sangat digemari oleh siswa-siswanya, serta tujuan pembelajaran tercapai.
Pertama, yakinkan bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam pembelajarannya. Keyakinan tersebut didukung dan dibuktikan oleh perubahan yang terjadi dalam diri guru, yakni perubahan dahulu anak-anak, mahasiswa, dan sekarang menjadi guru tanpa terasa dan tidak disangka-sangka sebelumnya. Artinya guru itu sendiri merupakan bagian dari lingkaran perubahan. Dengan begitu, semua guru pastilah dapat berinovasi. Keyakinan tersebutlah yang harus dipegang kuat-kuat saat hendak berinovasi di kelas.
Kedua, sungai besar pasti dari sungai kecil. Untuk menjadi mengubah yang besar mulailah dari yang kecil-kecil. Mulailah berinovasi dari aspek yang kecil-kecil seperti mengubah tempat duduk, memvariasikan gaya berbicara di depan siswa, mengubah bentuk tulisan di papan, cobalah siswa disuruh memanggil guru dengan nama yang berbeda, dan cara-cara lain yang kecil-kecil. Dari yang kecil-kecil itu, niscaya inovasi pembelajaran juga akan turut serta dijalankan dengan hasil yang besar.
Ketiga, buatlah catatan perubahan dalam buku harian tentang cara dan gaya mengajar setiap hari. Kemudian, lihatlah apakah ada perubahan cara dan gaya? Jika ada perubahan berarti, inovasi pembelajaran telah dilakukan.
Keempat, mulailah mengerti bahwa inovasi berbeda dengan kreatif. Inovasi merupakan perubahan yang berangkat dari yang sudah ada yang bergerak secara maju dan berkelanjutan. Kreatif merupakan perubahan yang terjadi dari belum ada menjadi ada. Jadi, inovasi merupakan sesuatu yang wajar, alamiah, dan seharusnya terjadi dalam diri setiap manusia.
Kelima, mintalah guru lain, siswa, atau kepala sekolah untuk memberikan teguran manakala pembelajaran yang dilangsungkan sama dengan hari kemarin.Lupakan sejenak deretan nama-nama metode dan nama-nama pakar yang tampaknya semua berbau asing. Mulailah berbuat beda dari gaya dan cara mengajar sebelumnya dengan keinginan sendiri asal sesuai dengan tujuan pembelajaran. Lagu, teka-teki, TTS, sulap, kartu, boneka, gambar, benda hidup, batu, lidi, bola, gerak tubuh, dan sebagainya dapat dibawa ke dalam kelas sebagai media pembelajaran. Pindahkan fakta, konsep, prosedur, dan prinsip ke dalam media tersebut. Bergembiralah bersama siswa dalam memainkan media dalam nuansa pembelajaran.
Setiap ada acara pemilihan guru favorit pastilah yang terfavorit adalah guru yang menyenangkan, menantang pikiran, gembira, sabar, baik hati, dan tidak membuat takut atau tertekan siswa saat belajar. Hal itu berarti guru yang inovatif hendaknya juga digemari oleh siswa karena sifat-sifat dirinya. Guru merupakan pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan anak-anak sehingga tingkat penyesuaian diri guru tersebut kepada diri anak juga harus tinggi. Maksudnya, persepsi guru harus disesuaikan dengan persepsi anak dalam rangkaian pembelajaran di kelas sehingga tidak akan pernah terjadi ketidakcocokan guru dengan hasrat siswa. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi guru untuk takut berubah dan takut berinovasi.Ketakutan tidak akan pernah terjadi dalam diri guru jika semua pihak memberikan penghargaan yang kuat terhadap kinerja guru yang ada selama ini. Penghargaan tersebut tidak hanya diartikan dengan besaran tunjangan tetapi berupa dukungan moral, penganugerahan guru inovatif, dan pemberian kebanggaan sebagai guru.
Hayo berinovasi ! Mengapa tidak ...

Tidak ada komentar: